Merantau
Maluncua denai nak lakeh
Ndeh mandeh tolong doakan
Nan kok mujua bundo malapeh
Co ayam pulang ka pautan
Bait di atas adalah bagian dari lagu populer Efrinon, penyanyi papan atas Minang, menceritakan kesedihan yang dialami seseorang dalam memulai perjuangan Merantau. Yang diberi tajuk Kelok Ampek puluah ampek (Kelok 44).
Bait di atas secara sederhana saya artikan sebagai ini : "mohon restu bunda dalam perantauan ini, dengan doa bunda, segala Jaya dan kesuksesan akan kubawa pulang, dan aku akan kembali secepat dan seindah yang aku bisa".
Ketika Bait ini dimulai, rata rata perantauan cengeng seperti saya akan mulai merasakan yang namanya haru, mata berkaca kaca. Dan memang sepertinya lagu ini memiliki sebuah daya magis magis, dengan latar talempong nya pastinya, terlebih setelah sampai pada bait berikut :
Tabayang rantau nan ka den hadangSaat itulah!, dalam beberapa saat semua pendengar akan sampai pada fase "jatuah badarai aia mato", kalau di Indonesia kan, "jatuh berderai air mata" atau kalau kita sederhanakan, nangis, cobalah. Gantung kepala, saya di monas, kalau ini tidak terjadi. Mp3 rusak atau lampu mati ndak di itung ya, catet.
Di mako badan beko menumpang
Oh ya, ada kata kunci dalam merantau di minang kabau
Karatau madang di huluSederhananya, lagi lagi versi saya, adalah "paguno balun", artinya selagi masih belum memberikan kontribusi apa apa di kampung, tempuh lah jalan merantau, dan berikan kontribusi itu.
Babuah babungo balun
Marantau bujang daulu
Dikampuang paguno balun
Toh definisi merantau sangat luas, tinggal sendiri, tidak bersama orang tua, juga termasuk merantau. Berfikir sebelum bertindak juga merantau, hijrah dalam sikap yang lebih baik juga merantau, asal jangan didefinisikan sama dengan Merantau nya Iko Uwais sajah, mati pas ending soalnya wkwkwk.
Nah, silahkan dicoba, marantau nya, bukan nangis nya, kalau nangis anak sd mah bisa. Toh koridor nya jelas, "paguno balun".
Ilustrasi: Blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar